~SuKe sUkI BeRcEriTe~





10 April 2011

kepada penggemar sushi... bweeekk!!

bile aku buka internet, adelak orang yang baik hati bagi cerite tentang sushi ni.. nak tak nak aku bace  and kuatkan iman sambil meremang segala bulu yang ade ni,,,, huhu



peh, mcm sedapkan tgk sushi ni.. ase mcm nak nyum nyum jek skarang,,,

cerite ni da lame aku tahu, tapi hanya dengar khabar angin jek.. sekarang bile da dapat tgk n bace baru lah aku tau pekara ni kenyataan. so aku sebarkan bagi korang yang bace ni tau.

Nama org ini Shota Fujiwara dari Gifuprefecture, Jepun, umur 80 thn, telah menderita sakit kepala yang luar biasa selama 3 tahun dan telah kehilangan kemampuan psikomotoricnya. Setelah mnjalani pemeriksaan CT-scan & X-ray, doktor yang merawatnya menemukan sarang ulat di bawah kulit kepala,namun masih diluar tempurung otaknya.

kepala pesakit ni dipotong untuk kenalpasti ulat... yekkkkk. nauzubillah

Ulat seperti yg didapati pada kepala Shota Fujiwara adalah berasal dari parasit yg selalunya didapat pada tubuh ikan mentah baik ikan laut maupun ikan air tawar. Ulat parasit & telurnya hanya boleh dimatikan dgn melalui proses pemasakan dgn panas yang tinggi (digoreng, dipanggang atau direbus mendidih atau dgn pembekuan -10 degC s/d -20 degC selama lebih dari 1 minggu).

tgklah!! ulat tu da bersarang dalam kepala die... 

PERINGATAN!!! JANGAN MAKAN SUSHI,

Itu budaya orang Jepun yg suka makan makanan laut mentah. Bagaimana pula orang melayu yang suka makan budu, belacan, cencalok?..haaa,sape nak jawab.. Bukankah semua tu tidak dimasak juga? Rasa-rasanya sebab itu lah orang resdung alahan sgt ngan makanan laut seperti sotong, udang dan sesetengah ikan. Agaknya yang menyebabkan gatal hidung, muka orang resdung tu, ulat dan parasit yang sama kot? Orang melayu panggil HAMA RESDUNG….
Tobat ambe taknak makan lagi belacan melainkan yang dimasak. Patutlah ada ulama’ yang memakruhkan makan benda-benda tu kan.
NAUZUBILLAHIMINZALIK...

Mengapa Costeau Jadi Muallaf Setelah Temukan Sungai di Bawah Laut?

SAYA kagum membaca kisah penemuan sungai di bawah laut, dan terperangah ketika mengetahui bahwa penemunya, Mr. Jacques Yves Costeau, jadi muallaf. Ada secuil pertanyaan yang terbesit: siapakah Mr.Jacques? Mengapa ia memilih masuk Islam setelah menemukan sungai di bawah laut?
Jacques-Yves Cousteau yang lahir 11 Juni 1910 di Saint-André-de-Cubzac, Perancis,  adalah perwira di AL Perancis. Ia seorang oseanografer, dan peneliti  serta anggota Académie française. Bersama Emile Gagnan ia bertanggung jawab membuka mata manusia pada dunia bawah air. Mereka mencipta alat pernapasan bawah air berdasarkan muatan udara yang dimampatkan dan disimpan dalam tangki yang dikenal sebagai paru-paru air Aqua-lung (SCUBA).


Sebelum ini, penyelam terpaksa mengenakan pakaian yang mempunyai saluran udara yang bersambung dengan permukaan air. Ini membatasi gerak mereka. Aqua-Lung memungkinkan mereka bergerak bebas. Aqua-Lung telah digunakan oleh pihak Sekutu untuk membersihkan perairan internasional dari periuk api musuh semasa Perang Dunia II. Jacques Costeau juga mereka teknik penggambaran bawah air yang digunakan olehnya untuk menghasilkan film dokumenter mengenai kehidupan di sana. Film-filmnya membuka mata orang banyak mengenai adanya keragaman kehidupan di bawah air.
jajja
sumber: voa-islam
Costeau boleh dikata adalah penjelajah bawah laut. Dari eskplorasi ke eksplorasi, hingga pada suatu ketika tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Inilah yang kemudian dikenal sebagai sungai di bawah laut yang terletak diCenote Angelita, Mexico.
Pada awalnya, Costeau berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayannya semata saat menyelam. Namun demikian rasa penasaran ini senantiasa menggodanya setiap saat. Berbagai pertanyaan yang bergelayut dalam benaknya itu tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Menemukan jawabannya memang bukan hal yang mudah, hingga pada suatu saat Costeau bertemu dengan seorang profesor Muslim. Menurut Voice Of Al-Islam setelah Costeau menceritakan fenomena ini,  Sang Profesor pun mengingatkan pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)

Mendengar  ayat-ayat Al Qur’an itu,  Costeau merasakan sebuah pesona yang luar biasa.Ia kagum, melebihi kekagumannya saat menemukan pemandangan ajaib di bawah lautan yang dalam itu. Dalam pikiran Costeau, Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.
Berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20 ini pun menjadi mukjizat bagi Costeau. Dan seketika itu pula ia lantas meyakini bahwa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar.
Berangkat dari sini, Mr. Costeau yang meninggal dunia di Paris 25 Juni 1997 itu pun mendapat hidayah dan memeluk Islam.